Khasiat Empat Buah Khas Nusantara

Jakarta / 13-Nov-2024

Indonesia  kaya akan buah-buahan dan banyak di antaranya yang unik dan hanya ditemukan di sini. Buah khas Indonesia ini tidak hanya lezat tetapi juga kaya akan nutrisi yang berkontribusi pada kesehatan. Buah-buahan ini juga sering digunakan dalam masakan dan pengobatan tradisional. 

Tulisan ini akan membahas beberapa buah khas yang populer, yakni salak, sukun, mengkudu, dan lengkeng. Beberapa manfaatnya juga akan diuraikan.

1. Salak

Salak (Salacca zalacca) adalah tanaman tropis yang banyak ditemui di Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia. Buah ini dikenal dengan beragam nama, seperti rakam di Thailand dan yingan di Myanmar. Buah ini juga disebut sebagai buah ular karena tekstur kulitnya yang seperti sisik ular.

Daging buah salak dikonsumsi baik segar maupun sebagai jus. Daging buah ini juga sering diolah menjadi buah kering, acar, dan keripik atau ditambahkan sebagai bahan makanan seperti rujak. Bahkan, biji buah muda salak pondoh dapat dimakan. Selain buahnya, kulit batang pohon salak juga digunakan untuk anyaman dan daunnya untuk atap.

Mohammed S. M. Saleh dkk., dalam Asian Pacific Journal of Tropical Medicine edisi 2018, memaparkan bahwa salak merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan yang baik. Daging buahnya memiliki kapasitas antioksidan yang tinggi dibandingkan dengan buah eksotis lainnya.

Menurut Saleh dkk., salak mengandung sukrosa atau gula alami dengan total gula sebesar 17,4 gram per 100 gram salak. Dia juga mengandung serat makanan, air, kalori, protein, dan lemak. Selain itu, daging buah salak mengandung mineral dan vitamin yang melimpah. Kandungan mineral dan vitamin yang dikandungnya antara lain adalah fosfor, kalium, kalsium, magnesium, natrium, zat besi, mangan, tembaga, seng, boron, sulfur, karoten, tiamin, niasin, dan folat. Itu sebabnya mengapa salak sering digunakan sebagai makanan alami yang antioksidan, antidiabetes, dan antikanker.

2. Sukun

Tanaman sukun (Artocarpus altilis) hidup di daerah tropis basah yang sudah lama dikenal oleh sebagian masyarakat Indonesia. Tanaman ini tumbuh baik pada semua jenis tanah, terutama di dataran rendah beriklim basah sampai kering. Dia disebut juga buah roti (breadfruit) karena teksturnya mirip roti setelah dimasak.

Di daerah-daerah tertentu, seperti Sangihe Talaud, Sulawesi Utara sukun dimakan sebagai makanan pengganti nasi. Di daerah lain, sukun umumnya dimakan sebagai makanan sampingan, bahan untuk kue, atau aneka makanan lain. Masyarakat Indonesia biasanya mengonsumsi sukun dalam bentuk makanan ringan seperti sukun goreng atau keripik sukun.

Menurut Edison H.S. dan M. Prama Yufdy dalam buku Mari Mengenal Sukun (2014), kandungan gizi terbesar sukun adalah karbohidrat,  yang berkisar 21,5 sampai 31,7 gram. Menurut mereka, secara umum kandungan gizi di setiap 100 gram buah sukun adalah air (65-85 gram), protein (1,2-1,4 gram), lemak (0,2-0,5 gram), karbohidrat (28,2-78,9 gram), kalsium (18-32 miligram), fosfor (52-88 miligram), besi (0,4-1,5 miligram), vitamin A (26-40 unit internasional), dan vitamin C (17-35 miligram) dengan energi sebesar 470-670 kalori. Karena kaya kalori, sukun sangat potensial untuk menjadi bahan pangan alternatif.

Berbagai bagian tanaman sukun digunakan sebagai kosmetik dan pakaian. Dia juga diketahui memiliki berbagai khasiat farmakologi, seperti antimikroba, antijamur, antioksidan, antiinflamasi, antidiabetes, dan antikanker. Studi Monalisa Mohanty dan Chinmay Pradhan, dalam International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Research edisi 2015, menunjukkan bahwa ekstrak daun sukun terbukti efektif terhadap beberapa jenis mikroba. Ini terutama karena kandungan tanin di dalamnya. Tanin juga bereaksi dengan protein dan bertindak sebagai antioksidan yang stabil dan ampuh yang melawan berbagai racun yang dilepaskan oleh mikroba.

3. Mengkudu

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) atau pace adalah tanaman tropis dan liar yang dapat tumbuh di tepi pantai hingga ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut, baik di lahan subur maupun marginal. Tumbuhan ini sudah tersebar luas, yang meliputi kepulauan Pasifik Selatan, Malaysia, Indonesia, Taiwan, Filipina, Vietnam, India, Afrika, hingga Hindia Barat.

Pemanfaatan mengkudu sebagai obat tradisional sudah sejak lama dikenal, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Pada tahun 100 sebelum Masehi, penduduk Asia Tenggara bermigrasi ke kepulauan Polinesia dan membawa tanaman mengkudu sebagai tanaman obat. Laporan tentang khasiat mengkudu sudah muncul di tulisan-tulisan kuno 2000 tahun yang lalu di masa dinasti Han di Cina. Pada tahun 1860, penggunaan mengkudu sebagai bahan pengobatan alami mulai tercatat dalam literatur-literatur Barat.

Buku Tanaman Obat: Warisan Tradisi Nusantara untuk Kesejahteraan Rakyat (2019) terbitan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Kementerian Pertanian menyebut sejumlah khasiatnya. Seduhan air parutan buah mengkudu, misalnya dapat dipakai berkumur untuk mengatasi amandel atau diminum untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Buah mengkudu yang ditumbuk halus dan ditambah garam dan diseduh dengan air panas dapat mengurangi sakit perut. Buah mengkudu yang sudah masak di pohon juga  dapat digosok ke bagian kaki yang bersisik untuk menghilangkan sisiknya.

4. Lengkeng

Lengkeng atau longan (Dimocarpus longan Lour.) adalah pohon subtropis yang termasuk dalam famili Sapindaceae. Buahnya memiliki kulit buah yang tipis, kasar, dan tidak pecah yang mengelilingi daging yang lezat dan dapat dimakan dengan biji berwarna cokelat tua yang besar. Buah ini ditanam secara komersial di banyak negara, termasuk Cina dan Thailand, yang merupakan penghasil terbesar lengkeng komersial.

Bao Yang dkk. dalam jurnal Food Research International pada 2010 menyebutkan bahwa buah lengkeng kaya akan karbohidrat, protein, serat, lemak, vitamin C, asam amino, dan mineral. Buah ini telah digunakan secara tradisional dalam formulasi obat Cina yang berfungsi sebagai agen dalam meredakan nyeri saraf dan pembengkakan. Ekstrak dari buah lengkeng, termasuk biji dan dagingnya, juga menunjukkan kemampuan antioksidan dan antikanker yang baik. Dengan demikian, menurut mereka, buah lengkeng dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami yang mudah diakses atau suplemen dalam industri makanan atau farmasi.

 

Sumber: Redaksi Mediakom - sehatnegeriku.kemkes.go.id

KRING DOKTER
GERMAS : Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Tanda Sakit Kepala yang Sudah Berbahaya
Waspada Benda Asing Tertelan Pada Anak





Radio Kesehatan adalah media elektronik berbasis streaming yang menjadi salah satu alat komunikasi masal paling penting yang dimiliki Kementerian Kesehatan RI karena mampu mengirimkan informasi seputar kesehatan yang akurat, kredibel dan terpercaya kepada masyarakat luas.


Alamat

Jl. HR. Rasuna Said, Blok X.5, Kavling 4-9, RT.1/RW.2, Kuningan Tim. Kota Jakarta Selatan. Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950 WhatsApp: 0821-3636-2018 Email: siaranradiokesehatan@gmail.com


Get in Touch


TV Kesehatan

© Radio Kesehatan Kemenkes. All Rights Reserved.