Dischromatopsia atau yang sering kita kenal dengan istilah buta warna, merupakan kondisi visual yang umum terjadi di seluruh dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Colour Blind Awareness, secara global diperkiran penderita buta warna mencapai 300 juta orang. Jumlah ini di dominasi oleh laki-laki dengan angka perbandingan 1 dari 12 laki-laki, sedangkan pada perempuan hanya 1 dari 200 perempuan.
Meskipun disebut sebagai "buta warna," sebagian besar orang yang mengalami kondisi ini sebenarnya tidak benar-benar buta terhadap warna. Menurut Encyclopedia Britannica, buta warna merupakan kondisi terjadinya gangguan dalam persepsi warna yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat atau membedakan warna dengan jelas. Biasanya yang dialami adalah ketidakmampuan membedakan satu atau lebih dari tiga warna merah, hijau, dan kadang biru.
Dr. Rusti Hanindya Sari, Sp.M (K) pada “Talkshow Keluarga Sehat” di kanal Radio Kesehatan pada 22 September 2023 menuturkan, penderita buta warna akan kesulitan jika dihadapkan dengan gradasi warna namun bukan berarti tidak bisa membedakan warna tunggal seperti merah-hijau-biru, hanya saya persepsi warna mereka yang berbeda dengan normalnya.
Kondisi ini sering memberikan dampak signifikan dalam kehidupan sehari-hari penderitanya seperti terbatasnya pekerjaan karena beberapa pekerjaan memerlukan kemampuan membedakan warna (pilot, pramugari, nakes, teknisi IT, dll), kesulitan dalam melakukan aktivitas seperti membedakan lampu lalu lintas serta memahami petunjuk warna pada produk, dan terkadang tak jarang juga mengalami isolasi sosial.
Sebenarnya Apa Penyebabnya?
David Turbert dalam tulisannya “What Is Color Blindness?” di American Academy of Ophthalmology, 26 September 2022,menyebutkan di retina ada dua jenis sel yang mendeteksi cahaya, yakni sel batang dan sel kerucut. Sel batang adalah sel fotoreseptor yang sensitif terhadap keadaan gelap atau sedikit cahaya, sedangkan sel kerucut sensitif terhadap warna dan cahaya yang terang. Ada tiga jenis sel kerucut yang mendeteksi atau mengenali warna: merah, hijau dan biru. Otak menggunakan masukan dari sel kerucut ini untuk menentukan persepsi warna kita. Dalam kasus buta warna, satu atau lebih sel kerucut warna tidak ada, tidak berfungsi, atau mendeteksi warna yang berbeda dari biasanya.
Pada buta warna yang parah, ketiga sel kerucut tidak berfungsi dengan baik atau bahkan tidak ada. Sebagian besar kasus buta warna terjadi karena faktor genetik, yang berarti kondisi ini diturunkan dari orangtua ke anak. Jadi, biasanya seseorang lahir dengan sudah dengan kondisi buta warna. Namun, ada juga kasus di mana buta warna disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti cedera pada mata atau efek samping obat-obatan. Beberapa contoh cedera yang dapat menyebabkan defisiensi penglihatan warna adalah:
- Ablasi retina (ketika retina ditarik dari posisi normalnya di bagian belakang mata)
- Cedera mata akibat laser
- Beberapa jenis tumor otak – terutama yang mempengaruhi saraf optik atau memberi tekanan pada otak
- Perawatan radiasi
Menurut National Eye Institute, buta warna bisa menjadi lebih buruk seiring bertambahnya usia yang mana sering kali disebabkan oleh katarak (area keruh pada lensa mata).
Jenis Buta Warna
Kondisi buta warna yang paling sering dialami oleh orang-orang adalah buta warna merah-hijau. Kondisi ini berarti penderitanya dapat dengan mudah bingung membedakan warna apapun yang memiliki warna merah atau hijau sebagai bagian dari keseluruhan warna. Jadi seseorang dengan buta warna merah/hijau kemungkinan besar akan bingung membedakan warna biru dan ungu karena mereka tidak dapat ‘melihat’ unsur merah dari warna ungu.
Ada beberapa jenis buta warna, yang secara umum dapat dibagi lagi menjadi:
- Buta Warna Total (Monokromasi): Ini adalah bentuk yang paling parah dari buta warna di mana seseorang melihat dunia hanya dalam skala abu-abu. Mereka tidak dapat membedakan warna apa pun. Kondisi seperti ini jarang terjadi dan termasuk achromatopsia (atau monokromasi batang; tidak adanya fotopigmen kerucut fungsional) dan monokromasi kerucut (ketika dua dari tiga jenis kerucut tidak berfungsi).
- Buta Warna Parsial (Dikromasi): Jenis ini lebih umum, dan kondisi ini terjadi ketika hanya dua jenis kerucut yang berfungsi. Pada Sebagian besar kasus individu dikromatik biasanya tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Dikromasi terbagi menjadi tiga jenis:
1. Deuteranopia : Penderitanya tidak dapat melihat warna hijau.
2. Protanopia : Penderitanya tidak dapat melihat warna merah.
3. Tritanopia : Penderitanya tidak dapat melihat warna biru dan kuning.
Beberapa orang mengalami kondisi dikromatik anomali, yang hanya menyebabkan sedikit penurunan atau kelemahan dalam sensitivitas warna.
Bagaimana Penanganannya dan Bisakah Diobati?
Tidak ada obat untuk kondisi buta warna yang diturunkan dalam keluarga (genetik), tetapi kebanyakan orang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi ini. Anak-anak dengan buta warna mungkin memerlukan bantuan dalam beberapa aktivitas kelas, dan orang dewasa dengan defisiensi penglihatan warna mungkin memerlukan akomodasi untuk melakukan pekerjaan yang mengandalkan kemampuan membedakan warna, seperti menjadi desainer grafis.
Jika buta warna terjadi karena masalah kesehatan lain, dokter akan menangani kondisi yang menyebabkan masalah tersebut. Jika sedang mengonsumsi obat yang menyebabkan gangguan penglihatan warna, dokter mungkin akan menyesuaikan jumlah obat yang dikonsumsi atau menyarankan agar beralih ke obat lain. Jika defisiensi penglihatan warna menyebabkan masalah dalam aktivitas sehari-hari, bicarakan dengan dokter mata tentang pilihan yang tersedia, seperti:
1. Kacamata dan kontak lens buta warna.
Lensa kontak dan kacamata khusus dapat membantu orang yang memiliki buta warna merah-hijau ringan dalam membedakan warna. Mereka bekerja dengan meningkatkan kontras antar warna sehingga lebih mudah dibedakan. Hasilnya bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat defisiensi penglihatan warna yang dialami seseorang.
Reena Mukamal dalam “Do Colorblindness Glasses Really Work?” di American Academy of Ophthalmology, 8 Maret 2021, menyebutkan bahwa kacamata buta warna dibuat dengan mineral tertentu untuk menyerap dan menyaring beberapa panjang gelombang antara hijau dan merah yang dapat membingungkan otak.
Meskipun sudah ada bantuan, seperti lensa kontak dan kacamata namun memang tidak terlalu sama dengan warna normal yang dilihat sebetulnya, jelas dr. Rusti Hanindya Sari, Sp.M (K) pada “Talkshow Keluarga Sehat” di kanal Radio Kesehatan 22 September 2023.
2. Visual Aids.
Aplikasi yang memungkinkan orang mengambil foto dengan ponsel atau tablet, lalu mengetuk bagian foto untuk mengetahui warnanya.