Aktivitas di alam menjadi salah satu pilihan wisata,terutama bagi orang-orang yang tinggal di kota besar dengan kesibukan yang padat setiap harinya. Warganet di media sosial sering menyebut wisata alam sebagai momen ‘healing’, yakni menyegarkan kembali pikiran dari stres akibat penatnya aktivitas sehari-hari. Berkegiatan di alam memang dapat memulihkan kesehatan, baik secara mental maupun fisik.
Menurut Triyo Hartono, S.K.M.,M.K.K.K., dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, kegiatan di alam, baik gunung maupun pantai, dapat memberikan manfaat kesehatan secara fisik dan mental. “Kegiatan di alam tidak hanya sehat bagi tubuh dan mental, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas,” katanya dalam program Talk Show Keluarga Sehat di Radio Kesehatan pada 5 Juni 2023.
Triyo menjelaskan bahwa saat beraktivitas di alam, seperti mendaki atau menelusuri gunung, tubuh kita akan mendapatkan paket olahraga lengkap tetapi sederhana dan tidak memerlukan tenaga yang banyak. “Dengan berjalan di daerah pegunungan, tubuh kita akan berpacu terus untuk bergerak sambil menghirup udara gunung yang sejuk,” ujarnya.
Berbagai manfaat dari kegiatan ini antara lain adalah otot kaki yang akan semakin kuat, stamina lebih prima, ketahanan fisik yang lebih stabil, dan paru-paru yang semakin bersih karena menghirup udara segar. Namun, perlu diingat bahwa Anda perlu memahami kondisi fisik sendiri saat beraktivitas. Jika sudah merasa lelah, sebaiknya beristirahat sejenak dengan duduk dan meluruskan kaki agar otot tidak tegang dan kram. “Jangan lupakan minum air putih agar tubuh tidak kekurangan cairan tubuh, sehingga saat melanjutkan perjalanan tubuh tetap dalam keadaan terhidrasi,” kata Triyo.
Triyo menyarankan pula agar orang melakukan tes kesehatan di fasilitas kesehatan, seperti puskesmas atau rumah sakit, jika ingin melakukan kegiatan di alam, seperti hiking atau tracking di gunung. Ini terutama jika mereka belum pernah mendaki gunung. Triyo mengingatkan agar mereka tidak hanya menjadi penikmat alam, tetapi menjadi pencinta alam. Mereka perlu juga menjaga agar alam tetap lestari dengan tidak meninggalkan dan mengambil apa pun di alam. Sering kali Triyo menemukan banyak sampah, terutama yang berbahan plastik, di jalur pendakian gunung maupun laut. Padahal, sampah-sampah itu akan mencemari alam dan bahkan bisa menjadi sumber bencana alam seperti banjir atau sumber penyakit, seperti demam berdarah dengue dan diare. “Sudah cukup banyak berita yang menunjukan bagaimana hewan-hewan laut mati karena sampah plastik,” kata dia.
Triyo mengimbau agar orang menggunakan barang-barang yang bisa digunakan berkali-kali atau tidak hanya sekali pakai saat menjelajah alam. Contohnya dengan membawa botol minum dan tempat makan sendiri yang bisa dicuci. Ini tentu akan lebih praktis dan ramah lingkungan daripada memakai barang yang hanya sekali pakai. Dengan begitu, keindahan alam di Indonesia dapat kita nikmati bersama sampai anak cucu serta menjaga kualitas hidup agar lebih baik. Selain baik untuk kesehatan fisik, berkegiatan di alam juga dapat memberikan dampak positif pada kesehatan mental.
Menurut Triyo, kegiatan seperti mendaki gunung dapat memberikan kehangatan dalam cuaca yang dingin. Dia menceritakan pengalamannya saat mendaki gunung bersama komunitasnya. Ia merasakan kehangatan saat menikmati keindahan alam Indonesia ketika dapat berinteraksi dengan pendaki-pendaki lain. Ia dapat berbagi cerita sekaligus bercanda bersama pendaki lain serta saling bahu membahu ketika menemui medan yang sulit. Hal inilah yang membuat Triyo merasa bisa melepas penat dan stres sehari-hari di Jakarta. Di gunung pikiran menjadi lebih segar dan siap beraktivitas kembali nanti.
Selama berada di gunung atau tempat yang terpencil, telepon seluler biasanya tidak mendapatkan sinyal sehingga orang untuk sementara terpisah dari hiruk pikuk Internet. “Beban dari kantor akan terlepas begitu sudah masuk ke dalam gunung dan Anda bisa meninggalkan stres dengan menjaga jarak dengan teknologi,” ujar Triyo. (AR)