Keluhan Sering Lupa, Gejala Alzheimer?

Jakarta / 31-Jul-2023

Pernahkah kamu mengalami sering lupa terhadap sesuatu? Seperti kesulitan mengingat nama seseorang atau lupa dengan barang yang baru saja diletakkan. Kesulitan mengingat sering dikaitkan dengan istilah pikun. Namun apakah situasi tersebut merupakan gejala penyakit Alzheimer?

Dokter Spesialis Neurologi Ilham Nurdin menjelaskan bahwa tidak semua keluhan sering lupa dikaitkan dengan penyakit Alzheimer. Ada beberapa kondisi yang dapat membuat kemampuan memori seseorang menurun, di antaranya emosi yang tidak stabil dan stres berat. Kondisi tersebut dapat mengganggu proses berpikir seseorang, termasuk kemampuan untuk mengingat. 

Meski demikian, pikun tidak boleh disepelekan. Pikun perlu diwaspadai apabila sudah mengganggu kegiatan sehari-hari. Ahli harus melakukan peninjauan terlebih dahulu untuk menentukan apakah keluhan yang dialami merupakan faktor emosi sementara atau gejala Alzheimer.

“Kita harus mengeksplorasi lebih lanjut, karena ada proses pemeriksaan fungsi kognitif dengan ambang batas yang masih dianggap normal,” ujar Ilham saat Talkshow Keluarga Sehat di Radio Kesehatan (20/06) dengan judul “Keluhan Sering Lupa, Mungkinkah Alzheimer?’’.

Dokter dari RSUP Persahabatan itu menjelaskan bahwa gejala Alzheimer ditandai dengan adanya gangguan fungsi kognitif pada otak. Berkurangnya daya ingat menjadi salah satu gejala yang paling sering ditemukan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kemudian gejala lain yang sering ditemukan ialah kesulitan berbicara dan menulis.

Penurunan kemampuan eksekutif dapat ditandai dengan sulitnya mengambil keputusan. Situasi ini dengan mudah ditemukan pada orang yang terbiasa bekerja. Penderita Alzheimer akan mengalami kesulitan berpikir terutama dalam memecahkan masalah dan melakukan tugas sehari-hari.  

Gejala-gejala tersebut dapat memburuk dari waktu ke waktu. Bahkan pada kasus yang sudah parah, pasien Alzheimer dapat mengalami perubahan perilaku dan gangguan kepribadian. Interaksi sosial-pun akan bermasalah sehingga membuat pasien mengalami kecemasan berlebih hingga depresi.

Penyakit Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia yang mengganggu kemampuan fungsi otak dan ingatan. Penyakit ini terjadi karena adanya penumpukan plak beta-amyloid, yaitu kumpulan protein yang abnormal sehingga menghambat proses komunikasi antar saraf.

Alzheimer umumnya terjadi pada lanjut usia (lansia). Semakin bertambahnya umur, kemungkinan terjadinya Alzheimer akan semakin besar. Di beberapa kasus, Alzheimer terjadi pada usia lebih muda, yakni orang dengan usia 40 sampai 50 tahun. Situasi ini disebut dengan The Early Onset Alzheimer

Pasien dengan usia muda biasanya memiliki faktor risiko yang dapat mempercepat terjadinya Alzheimer. Faktor risiko yang biasa ditemukan yaitu penyakit metabolik, seperti kardiovaskular, diabetes, stroke, dan sebagainya. 

Selain itu, riwayat keluarga turut menyumbang terjadinya Alzheimer pada seseorang. Hal tersebut karena penyakit ini berkaitan dengan kelainan genetik.

Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan Alzheimer. Namun terdapat upaya yang bisa dilakukan, yaitu memperbaiki kualitas hidup pasien dan melakukan pencegahan agar gejala Alzheimer tidak semakin parah. Oleh karena itu, dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam perawatan pasien.

“Kalau tidak ada support yang bagus, justru penderita Alzheimer ini akan semakin berat,” ucap Ilham.

Umumnya kondisi pasien tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Meski kemampuan motoriknya bagus, kemampuan otak pada pasien Alzheimer mengalami penurunan. Kondisi inilah yang membuat pasien perlu mendapatkan pengawasan dari keluarga, sehingga keluarga harus mendapatkan edukasi agar pasien dapat terkontrol dengan baik.

Agar terhindar dari Alzheimer, kata Ilham, pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan otak. Dokter Ilham menegaskan bahwa menjaga kesehatan otak itu sama pentingnya dengan menjaga kesehatan organ tubuh lain.

“Tentu penting untuk melakukan Medical Check Up (MCU). Bukan hanya untuk organ lain, tapi juga melakukan skrining fungsi kognitif pada otak,” kata Ilham.

Ia menjelaskan bahwa kesehatan organ pada tubuh seseorang saling berkaitan. Dalam hal ini, kesehatan fungsi otak juga bergantung dengan kondisi organ tubuh lain, contohnya jantung. Adanya gangguan pada jantung akan berpengaruh pada fungsi otak sehingga penyakit kardiovaskular dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya Alzheimer.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini ialah gaya hidup. Ilham menilai gaya hidup di masa muda merupakan investasi untuk kesehatan di masa tua, sehingga pola hidup sehat menjadi kunci dalam mencegah terjadinya faktor risiko Alzheimer. Mulai dari rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari, mengelola stres dengan baik, dan menjaga pola makan dengan konsumsi makanan bergizi. (NM)

KRING DOKTER
GERMAS : Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Tanda Sakit Kepala yang Sudah Berbahaya
Waspada Benda Asing Tertelan Pada Anak





Radio Kesehatan adalah media elektronik berbasis streaming yang menjadi salah satu alat komunikasi masal paling penting yang dimiliki Kementerian Kesehatan RI karena mampu mengirimkan informasi seputar kesehatan yang akurat, kredibel dan terpercaya kepada masyarakat luas.


Alamat

Jl. HR. Rasuna Said, Blok X.5, Kavling 4-9, RT.1/RW.2, Kuningan Tim. Kota Jakarta Selatan. Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950 WhatsApp: 0821-3636-2018 Email: siaranradiokesehatan@gmail.com


Get in Touch


TV Kesehatan

© Radio Kesehatan Kemenkes. All Rights Reserved.