Jakarta, 19 Mei 2022
Seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan RI pusat melakukan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) pada Kamis (19/5) di halaman Unit Pelayanan Kesehatan, Kemenkes, Jakarta.
Deteksi dini ini dilakukan dalam rangka Gerakan Bulan Deteksi Dini PTM yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemenkes Ida Gunadi Sadikin mengatakan PTM dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat dan gerakan masyarakat hidup sehat.
“Saya berharap agar pelaksanaan kegiatan pada bulan deteksi dini penyakit tidak menular ini menjadi langkah penting dalam mengenali tanda dan gejala PTM di karyawan-karyawati Kemenkes,” kata Ida.
Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Elvieda Sariwati, M.Epid mengharapkan melalui deteksi dini ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada pegawai Kemenkes akan pentingnya deteksi dini penyakit tidak menular untuk diberikan perhatian sedini mungkin.
“Deteksi dini penyakit menular ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia secara serentak yang bertujuan untuk percepatan pencapaian deteksi dini,” katanya di gedung Kemenkes, Kamis (19/5).
Pemeriksaan yang dilakukan adalah antopometri, berat badan, tinggi badan, kemudian tekanan darah untuk deteksi dini hipertensi, pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi diabetes, pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam pendengaran untuk mendeteksi adanya gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran, serta penyakit kronis.
Khusus pada wanita usia 30 sampai 50 tahun yang sudah menikah akan dilakukan pemeriksaan IVA dan Sadanis untuk mendeteksi kanker serviks maupun kanker payudara.
Kegiatan ini didukung oleh tim UPK Kemenkes, tim Puskesmas Sawah Besar, Puskesmas Cempaka Putih, dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah kesehatan yang tinggi kasusnya di Indonesia. Angka kesakitan dan kematia cukup tinggi.
PTM juga dinilai menjadi beban pembiayaan terbesar dalam pengobatan, padahal bisa dicegah dengan deteksi dini dan berperilaku hidup bersih dan sehat.
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan ada 3 dari 10 penderita PTM yang terdeteksi sisanya tidak terdeteksi atau tidak mengetahui bahwa dirinya sakit. Selain itu 70% penderita kanker terdeteksi pada stadium lanjut.
Hal ini terjadi karena PTM seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda pada stadium awal. Gejala penyakit baru terasa pada stadium lanjut bahkan sudah terjadi komplikasi.
Sumber: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/
"Selama pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) diharapkan orang tua segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau pos pelayanan imunisasi untuk mendapatkan imunisasi rutin. Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya sehingga anak lebih sehat dan lebih produktif"
"Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan serangkaian pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis akut misterius, seperti mencuci tangan pakai sabun, memasak makanan dan minuman hingga matang, menggunakan alat makan yang bersih, dan menghindari kontak dengan orang sakit. Selain itu, Jika (Anak) mengalami gejala yang mengarah ke Hepatitis Akut, segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat"
“Belajar dari sejarah pandemi yang pernah terjadi di dunia, transisi menuju endemi dilakukan saat masyarakat sudah mulai menyadari bagaimana caranya melakukan protokol kesehatan yang sehat pada diri dan keluarga. Dan hal tersebut memerlukan edukasi dan penerapan secara bertahap”
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menginisiasi adanya transformasi di bidang kesehatan dengan menetapkan 6 jenis transformasi yang akan dilakukan, yakni transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyebutkan kebijakan pelonggaran yang dikeluarkan pemerintah tetap harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Mengingat saat ini dunia belum sepenuhnya terbebas dari COVID-19, sehingga potensi penularan itu tetap ada.
“Masalah (Pandemi Covid-19) ini terjadi di seluruh dunia, dan hanya akan bisa selesai kalau kita bersama-sama menanganinya. Sehingga memang kebersamaan, kegotong-royongan, inklusifitas bukan eksklusifitas bagaimana kita membangun gerakan masyarakat, itu yang harus menjadi prioritas kita. Dan agar gerakan tersebut terjadi harus ada rasa trust dari seluruh stakeholder”
“Untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa vaksin (Covid-19) ini aman, sudah dilakukan uji klinis, sudah dilakukan kegiatan real vaksinasinya, sehingga masyarakat semakin percaya bahwa program vaksinasi ini sebenarnya baik untuk dilakukan secara luas”
Makkah, 3 Juli 2022
Wakil Menteri Agama Indonesia Dr. H. Zainut… read more
Makkah, 3 Juli 2022
Kepala Pusat Kesehatan Haji dr. Budi Sylvana,… read more
Makkah, 2 Juli 2022
Suhu panas dengan kelembaban yang rendah di… read more